Home About Us Works/Client Blog

Kenapa Personal Branding Penting Buat Bisnis di Era Digital

pentingnya personal branding

Pernah nggak sih kamu beli produk bukan karena produknya paling murah, tapi karena kamu suka sama siapa yang jual? Entah karena kamu ngerasa relate, percaya, atau sekadar suka sama cara mereka nyampein sesuatu. Nah, itu adalah contoh paling nyata dari kekuatan personal branding. Dan, percaya deh, di zaman yang semuanya serba digital kayak sekarang ini, personal branding bukan cuma penting—tapi udah jadi kebutuhan, terutama kalau kamu punya bisnis.

Personal Branding Itu Bukan Sekadar Gaya-Gayaan

Kadang, orang mikir personal branding itu cuma buat influencer yang pengen keliatan keren atau pengusaha yang pengen viral. Padahal, personal branding bukan soal pencitraan atau sok-sokan tampil sempurna. Justru sebaliknya—ini tentang jadi diri sendiri, tapi dengan cara yang strategis. Personal branding adalah soal bagaimana kamu ingin dikenali oleh orang lain, terutama oleh target audiens atau calon pelanggan kamu.

Misalnya, kamu adalah pemilik usaha makanan sehat. Dengan membangun personal branding yang konsisten—misalnya kamu rajin share tips hidup sehat, cerita tentang kenapa kamu pilih gaya hidup clean eating, dan sesekali posting behind-the-scenes produksi makanan kamu—orang-orang akan melihat kamu bukan cuma sebagai penjual, tapi juga sebagai seseorang yang benar-benar peduli dengan apa yang kamu jual. Dan ini yang bikin kamu beda dari brand sebelah.

Orang Lebih Percaya Sama Orang, Bukan Sama Iklan

Sekarang, kita hidup di era di mana orang lebih skeptis dari sebelumnya. Iklan lewat? Di-skip. Email promo masuk? Belum tentu dibuka. Tapi kalau ada seorang founder atau pemilik bisnis yang muncul secara konsisten di media sosial, ngajak ngobrol audiens, atau berbagi cerita, peluang buat dapetin perhatian dan kepercayaan jadi jauh lebih besar.

Karena yang namanya personal branding itu sifatnya emosional. Nggak selalu logis. Orang mungkin nggak akan inget spesifikasi produk kamu secara detail, tapi mereka inget kamu pernah cerita tentang pengalaman jatuh bangun bangun bisnis. Mereka inget kamu pernah share tips bermanfaat, atau sekadar bikin mereka senyum lewat konten yang kamu posting.

Dan ketika momen mereka butuh produk kayak yang kamu jual tiba… tebak siapa yang pertama kali muncul di kepala mereka?

Personal Branding Bisa Bikin Bisnismu Lebih “Manusiawi”

Banyak brand yang terlalu fokus sama produk, sampai lupa kalau pelanggan itu manusia. Mereka pengen tahu siapa yang mereka beli produknya. Apalagi kalau kamu masih bisnis skala kecil atau UMKM, justru ini jadi kelebihan kamu. Kamu bisa tampil lebih dekat, lebih personal, dan lebih nyambung sama audiensmu.

Misalnya kamu jualan skincare rumahan, kamu bisa cerita kenapa kamu bikin brand itu, gimana proses kamu belajar bikin formula, bahkan tantangan yang kamu hadapi saat produksi. Konten-konten kayak gini bukan cuma bikin audiens paham, tapi juga bikin mereka ngerasa ikut terlibat. Ada koneksi emosional yang tercipta, dan itu jauh lebih kuat dari sekadar promosi diskon.

Konsistensi Adalah Kunci (Tapi Nggak Harus Kaku)

Yang kadang bikin orang takut mulai personal branding adalah pikiran, “Aduh, gue harus konsisten, dong. Ribet nggak, ya?” Padahal konsistensi di sini bukan berarti kamu harus posting setiap hari atau tampil sempurna setiap waktu. Konsistensi lebih ke soal pesan yang kamu bawa.

Kalau kamu pengen dikenal sebagai brand yang fun dan santai, ya tampilkan itu terus-menerus di semua platform. Kalau kamu pengen dikenal sebagai ahli di bidangmu, ya kasih edukasi yang bermanfaat, rutin. Mau pakai bahasa formal atau kasual? Nggak masalah, asal tetap nyambung dan cocok sama audiens kamu.

Platform Buat Bangun Personal Branding? Banyak Banget!

Instagram, TikTok, YouTube, LinkedIn, bahkan Twitter (eh, maksudnya X)—semua bisa jadi “panggung” kamu buat nunjukin siapa kamu. Pilih yang sesuai sama audiens kamu dan karakter kamu juga.

Kamu nggak harus aktif di semua platform, cukup pilih 1-2 yang kamu bisa konsisten. Di Instagram, kamu bisa mainin visual dan storytelling. Di TikTok, bisa eksplorasi konten ringan dan fun. LinkedIn cocok buat kamu yang mau kelihatan profesional. Yang penting, isi kontennya tetap kamu, tetap relevan, dan tetap punya “suara” sendiri.

Personal Branding = Investasi Jangka Panjang

Yang namanya membangun personal branding emang nggak instan. Tapi hasilnya bisa jangka panjang banget. Ketika kamu udah punya audiens yang loyal dan percaya, kamu bisa lebih gampang launching produk baru, kolaborasi, bahkan mengembangkan bisnis ke level selanjutnya.

Dan satu lagi—brand kamu mungkin bisa dicuri, tapi personal brand kamu nggak bisa. Kalau suatu saat kamu ganti usaha, personal branding yang udah kamu bangun tetap bisa jadi modal. Orang udah percaya kamu, jadi apapun yang kamu bangun, mereka akan lebih mudah nerima.

Jadi, Apa Langkah Pertamanya?

Mulai aja dulu. Serius. Nggak usah nunggu semuanya sempurna. Nggak usah nunggu followers banyak. Yang penting kamu mulai menunjukkan siapa kamu, apa yang kamu perjuangkan, dan kenapa bisnis kamu layak buat didukung.

Karena di dunia digital yang penuh konten ini, orang gampang lupa brand… tapi mereka nggak gampang lupa orang yang bikin mereka ngerasa nyambung.