Home About Us Works/Client Blog

Digital PR vs Traditional PR: Mana yang Paling Ampuh Jaga Reputasi Perusahaan di Era Digital?

Digital PR vs Traditional PR

Kalau dengar kata “PR” atau Public Relations, apa yang langsung terbayang di kepala kamu? Mungkin suasana ruang konferensi pers yang formal, tumpukan rilis berita di meja redaksi, atau para jurnalis yang sibuk mencatat pernyataan narasumber. Itu dulu.

Sekarang, dunia PR udah berubah drastis. Datangnya era digital bikin strategi PR ikut berevolusi. Muncul lah Digital PR, yang mainnya di media online, media sosial, sampai optimasi di Google. Tapi, bukan berarti Traditional PR langsung usang dan gak relevan.

Pertanyaannya, mana yang lebih efektif buat membangun corporate reputation perusahaan kamu? Mari kita bahas satu per satu—biar kamu gak bingung milih strategi PR yang paling pas!

Traditional PR vs Digital PR: Kenalan Lagi Yuk!

Apa Itu Traditional PR?

Ini dia pendekatan PR yang udah dipakai sejak lama, bahkan sebelum internet jadi makanan sehari-hari. Cara-cara Traditional PR biasanya meliputi:

  • Kirim rilis berita ke koran dan majalah.
  • Undang media TV dan radio buat liputan.
  • Gelar konferensi pers dan event offline.
  • Bangun relasi erat sama jurnalis senior di media mainstream.

Keunggulan Traditional PR: 

  • Kredibilitasnya masih top karena tayang di media besar yang udah punya nama.  
  • Liputan eksklusif di TV nasional? Masih prestisius banget!

Tapi kelemahannya:

  • Biayanya mahal.
  • Sulit diukur dampaknya.  
  • Jangkauan terbatas, apalagi buat generasi muda yang udah jarang konsumsi media tradisional.

Apa Itu Digital PR?

Nah, kalau Digital PR ini anak muda yang lincah dan update banget. Fokusnya ke platform digital, kayak:

  • Kolaborasi sama media online & portal berita digital.
  • Main SEO supaya nama brand gampang ditemukan di Google.
  • Kerjasama sama influencer buat promosi yang lebih personal.
  • Ngobrol sama audiens langsung di media sosial.
  • Sebar press release digital ke berbagai platform online.

Keunggulan Digital PR:

  • Biaya lebih hemat.  
  • Bisa diukur dengan tools analitik.  
  • Jangkauan global dalam waktu singkat.

Tapi ya, ada tantangannya juga:

  • Kompetisi konten di dunia digital gila-gilaan.  
  • Harus siap update sama algoritma Google dan social media yang suka berubah tiba-tiba.

Mana yang Lebih Efektif? Kita Bandingkan!

1. Jangkauan & Target Audiens

  • Traditional PR: Lebih efektif buat target audiens generasi tua atau eksekutif konservatif yang masih loyal sama koran & TV.
  • Digital PR: Lebih fleksibel dan bisa menjangkau siapa saja, terutama generasi muda dan profesional yang aktif online.

👉 Pemenang: Digital PR, kalau target kamu generasi digital-savvy dan pasar global.

2. Biaya & ROI

  • Traditional PR: Biaya tinggi, hasilnya sulit diukur.
  • Digital PR: Biaya lebih fleksibel dan hasilnya langsung kelihatan di dashboard analytics.

👉 Pemenang: Digital PR, jelas lebih ramah kantong dan terukur.

3. Kredibilitas

  • Traditional PR: Masih lebih dipercaya, apalagi kalau masuk headline media besar.
  • Digital PR: Bisa bangun kredibilitas juga, asal kontennya berkualitas dan tayang di media online terpercaya.

👉Pemenang: Traditional PR, khususnya kalau kamu butuh validasi dari stakeholder senior.

4. Kecepatan & Fleksibilitas

  • Traditional PR: Prosesnya panjang, tergantung jadwal dan approval media.
  • Digital PR: Serba cepat! Hari ini bikin konten, hari ini juga bisa tayang.

👉 Pemenang: Digital PR, cocok buat campaign real-time dan crisis communication.

Jadi, Strategi PR Terbaik di 2025 Itu Apa?

Jawabannya: Gak usah pilih salah satu. Kombinasiin aja!

1. Bangun Kredibilitas lewat Traditional PR

Masuk headline media besar masih punya daya jual tinggi. Ini penting banget buat ningkatin trust di kalangan stakeholder lama yang lebih konservatif.

2. Maksimalkan Jangkauan lewat Digital PR

SEO, media sosial, sampai influencer bisa bantu brand kamu dikenal lebih luas. Dengan biaya lebih hemat, jangkauannya bisa global!

3. Kelola Reputasi Online dengan Aktif

Pantau Google, cek mention di media sosial, rajin bikin konten positif. Jangan lupa aktif di LinkedIn buat jadi thought leader di industri kamu.

4. Siapkan Crisis Communication Plan

Kalau ada isu atau krisis, Traditional PR bisa dipakai buat bikin pernyataan resmi yang solid. Sementara Digital PR berperan buat respon cepat di social media dan memperbaiki citra online lewat konten strategis.

Duet Maut Traditional PR & Digital PR

Traditional PR dan Digital PR bukan musuh. Mereka justru pasangan serasi yang saling melengkapi.  

🔗 Butuh validasi & prestise? Traditional PR solusinya.  

🌐 Mau jangkauan luas, murah, & cepat?Digital PR pilihan tepat.  

🚀 Mau reputasi perusahaan yang kuat & relevan di semua kalangan? Gabungkan keduanya!

Yuk, mulai susun strategi PR yang relevan buat perusahaan kamu! Kalau butuh bantuan dari tim yang udah berpengalaman, langsung aja hubungi kami suvarna.id